Rabu, 10 Desember 2014

Pesan pesan abah Romo yai zainul anam/pengasuh pesantren Al balagh

Pesan pesan abah Romo yai zainul anam/pengasuh pesantren Al balagh
  • Ayo berjuang bareng aku menowo aku sehat  .
  • Seng ihlas berjuang  ojo krono  dunyo, pengaruh, lan pujian.
  • Ladenono masyarakat ojo sampek ditinggal.
  • Ojo  sambat  loro utowo pegel  lek wayah ngulang ngaji senajan teko lelungan
  • Senajan loro ojo diketokno lan diumbar loromu terus nglalekno ngulang ngaji santri.

Fitnah Salafi Wahabi Terhadap Imam Nawawi [Pengarang Riadhus Shalihin]

Fitnah Salafi Wahabi Terhadap Imam Nawawi [Pengarang Riadhus Shalihin]

14 Okt
Bismillah wal Hamdulillah, semoga tulisan ini menjadi Ilmu bagi setiap yang membaca nya, amin

Dakwah Salafi Wahabi yang sulit di terima oleh dunia Islam, kecuali hanya sebagian kecil orang awam, sehingga menghalalkan segala cara demi sebuah faham yang mereka anggap benar, dakwah nya yang lebih pantas di sebut dengan fitnah terhadap Islam, Al-Quran, Hadits dan para Ulama Islam, karena setiap sisi syari’at Islam yang tidak sepaham dengan pemahaman mereka selalu ada cerita dusta dan fitnah terhadap Ulama, baik Salaf atau Khalaf, ketidaksiapan mereka dalam menyikapi perbedaan, dan tidak cukup nya pendukung dakwah mereka, hingga memaksa mereka memutarbalikkan fakta dengan cerita dusta terhadap para pakar Ulama Islam separti Imam Mazhab empat, Syaikh Abdul Qadir Al-Jiilani, Ibnu Katsir, Imam Baihaqqi, Imam Asy’ari, Imam Nawawi, Ibnu Hajar al-Ashqalani, Shalahuddin al-Ayyubi dan masih banyak lagi, semoga Allah selalu menjaga Para Ulama Islam dari bermacam fitnah Wahabi.
Adapun yang ingin kami sampaikan di sini adalah cerita dusta terhadap Imam Nawawi yang bernama lengkap Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Marri asy-Syafi’i al-Asy’ari an-Nawawi, ada dua fitnah Wahabi terhadap Imam Nawawi yang saling bertolak-belakang, yaitu tuduhan sesat dan tuduhan taubat
1. Tuduhan sesat yang masyhur adalah mengenai kitab adzkar, dan tuduhan yang dilakukan oleh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam kitab nya Liqa’ al-Bab al-Maftuh bahwa Imam Nawawi bukan Ahlus Sunnah Waljama’ah, tuduhan ini memang sudah lumrah, karena setiap yang tidak sama dengan mereka pasti dituduh sesat, lebih lagi karena Imam Nawawi adalah seorang Ulama Sufi dan beraqidah Asy’ari, fitnah ini telah dilemparkan oleh Wahabi terhadap semua Ulama Sufi dan beraqidah Asy’ari atau Maturidi, semua di cap sebagai ahlu bid’ah sesat, semoga Allah menolong semua penolong Islam.
2. Tuduhan bahwa Imam Nawawi telah bertaubat dari aqidah Asy’ari ke aqidah Salafi Wahabi, bukan Salafi murni, karena tidak ada takfiri antara Salaf dan Khalaf, fitnah ini bersumber dari sebuah rekayasa pembenci Imam Nawawi lewat lembaran-lembaran kitab yang dinisbahkan kepada Imam Nawawi yang katanya “beliau sempat bertaubat dari aqidah Asy’ari dan kembali ke aqidah Salaf kira-kira dua bulan sebelum beliau wafat, dan sempat menulis kitab tentang aqidah Ulama Salaf serta mencela Asya’irah, tapi kitabnya hilang dan yang tersisa hanya satu Juzuk/Jilid yang membahas tentang -KALAMULLAH HURUF dan SUARA-” sehingga jilid itu disebut “جزء الحروف والأصوات” -JUZK HURUF WAL ASHWAT- atau -JUZK FIL HURUF WAL ASHWAT- atau جزء فيه ذكر اعتقاد السلف في الحروف و الأصوات -JUZK FI HI DZIKRU I’TIQAD SALAF FIL HURUF WAL ASHWAT- dan kitab kebohongan itu di tahqik oleh pentahkiq Wahabi yaitu Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati, agar penyamaran itu sempurna dan terkesan benar adanya, serta menumbuhkan keragu-raguan pada pengikut Ahlu Sunnah Waljama’ah yang beraqidah Asy’ari, Na’uzubillah min dzalik.
SEKILAS TENTANG KITAB KEBOHONGAN [JUZK FIL HURUF WAL ASHWAT] YANG DINISBAHKAN KEPADA IMAM NAWAWI
Kitab tersebut dibuat seolah-olah Imam Nawawi menulis ringkasan [ikhtishar] dari dua kitab berbeda yakni kitab GHAYATUL MARAM FI MAS-ALATIL KALAM ” غاية المرام في مسألة الكلام” katanya itu kitab Syaikh Fakhruddin Abu Abbas Ahmad Ibn Hasan Ibn Utsman al-Armawi asy-Syafi’i, dan dari kitabnya Imam Nawawi sendiri yakni kitab at-TIBYAN FI ADABI HAMLATIL QURAN “التبيان في آداب حملة القرآن” sehinggah kitab kebohongan itu terdiri dari dua bagian, dan insyaallah akan kami jelaskan nanti mana yang dari kitab GHAYATUL MARAM dan mana yang dari at-TIBYAN.
Kitab kebohongan tersebut terdiri dari Muqaddimah dan 18 [delapan belas] pasal, yaitu:
1. PASAL: Tentang huruf dan apakah ia qadim atau hadits.
2. PASAL: Tentang Kalam Allah.
3. PASAL: Tentang itsbat harf bagi Allah ta’ala.
4. PASAL: Tentang itsbat suara bagi Allah ta’ala.
5. PASAL: Tentang bahwa qiraah itu dibacakan dan bahwa kitabah itu dituliskan.
6. PASAL: Tentang bahwa Kalam Allah itu didengarkan.
7. PASAL: Tentang Hadits-hadits yang menguatkan bahwa Kalam Allah itu didengarkan.
8. PASAL: Tentang wajib hormati Al-Quran.
9. PASAL: Tentang haram Tafsir Al-Quran tanpa ilmu.
10. PASAL: Tentang haram ragu dan jidal pada Al-Quran dengan cara yang tidak benar.
11. PASAL: Tentang tidak dilarang kafir mendengar Al-Quran dan dilarang menyentuhnya.
12. PASAL: Tentang menulis Al-Quran pada bejana lalu disirami air dan diberikan ke orang sakit.
13. PASAL: Tentang menghias dinding dan pintu dengan Al-Quran.
14. PASAL: Tentang sunnah menulis mushaf.
15. PASAL: Tentang tidak boleh menulis Al-Quran dengan najis.
16. PASAL: Tentang wajib menjaga mushaf dan menghormatinya.
17. PASAL: Tentang haram terhadap orang berhadats menyentuh mushaf dan membawanya.
18. PASAL: Tentang melarang anak-anak dan orang gila membawa mushaf.
Dari dua bagian kitab kebohongan ini disebutkan bahwa bagian pertama yaitu tujuh Pasal awal mulai dari [PASAL: Tentang huruf dan apakah ia qadim atau hadits.] sampai akhir [PASAL: Tentang Hadits-hadits yang menguatkan bahwa Kalam Allah itu didengarkan.] itu diringkas dari kitab GHAYATUL MARAM FI MAS-ALATIL KALAM karya Syaikh Fakhruddin Abu Abbas Ahmad Ibn Hasan Ibn Utsman al-Armawi asy-Syafi’i, dan bagian kedua yaitu sebelas Pasal selanjutnya mulai dari [PASAL: Tentang wajib hormati Al-Quran.] sampai akhir [PASAL: Tentang melarang anak-anak dan orang gila membawa mushaf.] itu ringkasan dari kitab Imam Nawawi sendiri yakni kitab at-TIBYAN FI ADABI HAMLATIL QURAN.
Skenario yang hampir bisa dibilang sempurna, mencampurkan yang haq dengan yang batil, agar yang batil sekilas terlihat haq, tapi Allah akan selalu menolong para penolong Agama, cepat atau lambat finah dan cerita dusta itu pasti akan nampak juga pada waktunya.Insyaallah
ALASAN MENOLAK DINISBAHKAN KITAB KEBOHONGAN [JUZK FIL HURUF WAL ASHWAT] TERSEBUT KEPADA IMAM NAWAWI
1. Bahwa Syaikh Fakhruddin Abu Abbas Ahmad Ibn Hasan Ibn Utsman al-Armawi asy-Syafi’i ini orang tidak dikenal [OTK] bahkan tidak pernah ada sama sekali dalam jajaran Ulama Syafi’iyyah dalam kitab mana pun, bahkan lagi pentahqik kitab itu pun tidak kenal dengan Abu Abbas al-Armawi ini, tidak mungkin orang yang dipuji setinggi langit oleh Imam Nawawi dalam kitab itu tidak tercatat dalam sejarah, apalagi dalam peristiwa sebesar ini [seandainya itu benar adanya], tapi jangankan kehidupannya, kuburnya pun tidak ada, benar-benar ini tokoh fiktif belaka.
2. Bahwa kitab GHAYATUL MARAM FI MAS-ALATIL KALAM karya Abu Abbas al-Armawi tersebut tidak pernah ada sama sekali, karena orang nya memang tidak pernah ada, bagaimana mungkin Imam Nawawi meringkas kitab yang tidak pernah ada itu.
3. Bahwa Imam Nawawi tidak punya guru yang bernama Abu Abbas al-Armawi, bahkan dalam kitab kebohongan itu sendiri, pentahqik lupa menambah Abu Abbas al-Armawi dalam jajaran guru Imam Nawawi.
4. Bahwa aqidah Ulama salaf bukan seperti tersebut dalam kitab kebohongan itu, tapi Tafwidh ma’at Tanzih atau Takwil Ijmali tanpa Takyif, Tasybih dan Ta’thil, itu Manhaj Taymiyyin yang belum ada masa Imam Nawawi.
5. Bahwa dalam kitab Biografi Imam Nawawi tidak pernah ada sejarah bahwa Imam Nawawi pernah menulis kitab kebohongan tersebut yakni [JUZK FIL HURUF WAL ASHWAT].
6. Bahwa tidak disebutkan siapa penemu kitab itu dan kapan ditemukannya, tidak ada murid atau keluarga atau Ulama semasa Imam Nawawi yang tau adanya kitab itu, dan baru ketauan setelah ratusan/ribuan tahun kemudian saat kitab itu ada ditangan pentahqik Wahabi yakni Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati, dan kemungkinan besar inilah biang fitnah ini.
7. Bahwa banyak pembesar Wahabi juga tidak percaya dengan keberadaan kitab itu, hingga Imam Nawawi di cap sesat karena beliau seorang Sufi beraqidah Asy’ari.
8. Bahwa Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati selaku pentahqik sekaligus “penemu” kitab itu adalah pembenci Imam Nawawi dan anti Sufi juga anti Asy’ari.
9. Bahwa Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati adalah orang pikun hingga nampak kedustaannya yaitu salah menetapkan tanggal dalam kitab itu, dalam Muqaddimah ia sebutkan bahwa kitab itu selesai ditulis oleh Imam Nawawi pada Kamis 3 Rabiul Akhir 676 H [في الخميس الثالث من شهر ربيع الآخر سنة 676 هـ] tapi pada akhir kitab ia sebutkan kitab itu selesai pada Kamis 3 Rabiul Awwal 676 H [الخميس الثالث من شهر ربيع الأول سنة ست وسبعين وستمائة.]
10. Bahwa Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati juga melakukan kesalahan ketika mentahqik mengubah ibarat dari dasar nya (فرغنا منه صبيحة الخميس) menjadi (فرغنا من نسخه الخميس).
Sudah cukup alasan tidak menerima penisbahan kitab tersebut kepada Imam Nawawi, tapi lebih layak kitab itu dinisbahkan kepada Abu Fadhl Ahmad Ibnu Ali ad-Dimyati selaku pentahqik sekaligus “penemu” kitab itu.
Semua fitnah Wahabi yang timbul di setiap masa pasti telah dijawab oleh Ulama pada masa itu, karena memang sudah menjadi kewajiban atas Ulama untuk terus menjaga kemurnian Islam, dan kemuliaan Ulama Ahlu Sunnah Waljama’ah, apalagi yang dicela oleh Wahabi adalah Ulama sekelas Imam Nawawi, seorang pendekar Mazhab Syafi’i, kasus dan modus seperti ini bukan pertama kali terjadi tapi sudah terjadi sebelumnya dan akan terjadi setelahnya juga.
Semoga Allah selalu menjaga kemurnian Islam dan para pejuang Islam dari fitnah berkedok Islam.
Hasbunallah wa ni’mal wakil.

Sabtu, 17 Mei 2014

Narkoba



Pengertian Narkoba
Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya.

Selasa, 04 Maret 2014

HUBUNGAN SEMANTIK DENGAN ILMU LAIN ,DISIPLIN ILMU BAHASA

HUBUNGAN SEMANTIK DENGAN ILMU LAIN

Ilmu Linguistik
Linguistik merupakan ilmu yang mempelajari atau mengkaji tentang bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.

1. 

4 pertanyaan gugurkan aqidah bathil salafy / wahabi

4 pertanyaan gugurkan aqidah bathil salafy / wahabi

Posted by dibyochemeng on April 12, 2008
Abdul jalas!!!!!!
itulah sebutan orang2 yg mengartikan “istiwa dgn jalas (duduk) padahal duduk adalah sifat makhluq, dan istiwa punya 15 arti(jalasa (duduk), qadara(menguasai)….. dsb) dan arti yg sesuai dalam ayat2 alquran dan hadis yg sesuai dalah qadara (menguasai)
padahal dlm asmaul husna 99 jg tdk ada sifat jalasa (duduk)
mane luh jawab nih pertanyaan ini :

Dalil dalil Shahih : Sunnahnya dzikir Jahar /suara keras

Dalil dalil Shahih : Sunnahnya dzikir Jahar /suara keras selepas shalathttps://www.blogger.com

 

* Ahlusunnah Menyikapi Hadis – Hadits Dhoif

* Ahlusunnah Menyikapi Hadis – Hadits Dhoif

بسم الله الرحمن الرحيم.
الله.
وظيفة الحديث الضعيف فى الاسلام وأقوال كبار أئمة السلف والخلف فيه لفضيلة السيد محمد زكى ابراهيم.

DEFINISI AHLI SUNNAH WAL JAMA’AH

AHLI SUNNAH WAL JAMA’AH ( ASWJ )


DEFINISI
AHLI SUNNAH WAL JAMA’AH ( ASWJ )
Ahli Sunnah Wal Jama’ah (ASWJ) adalah:-
* Mereka yang mengikut sunnah iaitu akidah Nabi Muhammad.
* Mereka yang seakidah jamaah para sahabat dan umat Islam.

Kesesatan Nashiruddin Al-bany (wahaby – salafy) Dalam Ilmu Hadits

ALBANI DAN KESESATANYA



(KOMEN SHEIKH MAHMUD SA’EED MAMDUH : ALBANI TELAH MEMBAWA BUDAYA DARI ATAS KEBAWAH SEDANGKAN APA YANG SEWAJARNYA BUDAYA DARI BAWAH KE ATAS.BUDAYA INI JUGA MEMBAWA KEPADA MEREKA YANG MENGIKUTI PARA ULAMA DAN IMAM-IMAM , MENINGGALKAN, DAN MENGIKUTI BELIAU SAHAJA)
Kitab berjodol: التعريف بأوهام من قسم السنن الى صحيح و ضعيف yang telah ditulis oleh Sheikh Mahmud Sa’eed Mamduh adalah menjelas tentang bagaimana Albani telah menjadi guru besar untuk mentashihkan semula hadith-hadith yang telah sahih di sisi Imam-Imam besar dalam bidang hadith.
Sheikh juga mengulas bagaimana Albani telah melakukan jenayah ilmiyyah dengan

RAHASIA DAN LATAR BELAKANG TAWASSUL

Tawassul




Oleh KH Ali Ma’shum
PENGERTIAN
Kata Tawassul  berasal dari bahasa Arab “التوسل” artinya memakai perantara. Jadi Doa dengan cara tawassul adalah memohon kepada Allah  dengan perantaraan sesuatu. Sedangkan  sesuatu yang dipakai perantara itu disebut dengan Wasilah.

RESIKO MENGKAFIRKAN SESAMA MUSLIM

Oleh Prof. DR. Sayyid Muhammad Alawi Abbas Al-Maliki

 
Prof. DR. Sayyid Muhammad Alawi Abbas Al-Maliki

 

KATA PENGANTAR

Kitab berjudul مفاهيم يجب ان تصحح  [ Terj. Pemahaman --salah/menyimpang-- yang Perlu Diluruskan]**), karya Prof. DR. Sayyid Muhammad Alawi Abbas Al-Maliki Al-Hasaniy, merupakan kitab penting yang perlu dibaca oleh kaum muslimin yang mengaku dirinya sebagai pengikut setia faham Ahlussunnah Waljama’ah ala NU, agar dijadikan sebagai pedoman, pegangan dan benteng aqidah yang lurus untuk menangkis berbagai pemahaman keagamaan (aqidah) yang selama ini dipahami secara keliru oleh segelintir “santri baru” Salafi Wahabi dan gerombolannya, sehingga kaum muslimin “selamat” dari ketersesatan aqidah dan tidak mudah melontarkan tuduhan syirik, bid’ah, kafir, munafiq dan semisalnya kepada sesama saudara muslim yang nantinya justru berujung pada rusaknya aqidah dan ukhuwwah islamiyah.

ASPEK-ASPEK SEMANTIK DAN ASPEK-ASPEK MAKNA


ASPEK-ASPEK SEMANTIK DAN ASPEK-ASPEK MAKNA
1. PENGERTIAN MAKNA
Makna adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari semantik selalu saja melekat dari apa saja yang kita tuturkan. ada pendapat para ahli yaitu Mansoer Pateda mengemukakan istilah makna merupakan kata-kata yang membinggungkan. makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. menurut ulman bahwa makna adalah hubungan antara makan dengan pengertian

(قصيدة) للحبيب عبدالله بن حسين بن طاهر باعلوى ya arhamarrohimin



(قصيدة)
للحبيب عبدالله بن حسين بن طاهر باعلوى
ياارحم الراحمين                           ياارحم الراحمين
ياارحم الراحمين                           فرج على المسلمين
ياربنا ياكريم                              ياربنا يارحيم

مفهوم التوسل pemahaman wasilah



مفهوم التوسل

يخطىء كثيرمن الناس في فهم حقيقة التوسل, ولذا فإننا سنبين مفهوم التوسل الصحيح في نظرنا وقبل ذلك لابد أن نبين هذه الحقائق.
أولا: أن التوسل هو احد طرق الدعاء وباب من ابواب التوجه إلى الله سبحانه وتعالى, فالمقصود الأصلى الحقيقي

ANTISIPASI TIGA ALIRAN YANG BERBAHAYA DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN KADERISASI ASWAJA ( Oleh : Abdulloh Faizin, M.Pd )





ANTISIPASI TIGA ALIRAN YANG BERBAHAYA
DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN KADERISASI ASWAJA
( Oleh : Abdulloh Faizin, M.Pd )
 

Otoritas dalam menginterpretasikan nilai Islam untuk kemudian merefleksikannya dalam jalinan hubungan vertikal-horizontal memang bukan milik siapa – siapa. Oleh karenanya, sikap mengamini dan mengimani perbedaan ( ikhtilaf ) adalah hal yang wajar. Akan tetapi bila kemudian muncul satu gerakan pemikiran yang cenderung seduktif pasca ikhtilaf kompromistis, baik terhadap komunitas Islam ataupun non Islam, maka tentu hal ini tidak lagi bias dikatakan sebagai suatu hal yang wajar.

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ASWAJA DALAM KONTEKS GERAKAN



IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ASWAJA DALAM KONTEKS GERAKAN
Oleh: Abdulloh Faizin MPd.
Aswaja yang sebagai manhaj al-taghayyur al-ijtima’I bisa kita tarik dari nilai-nilai perubahan yang diusung oleh Nabi Muhammad dan para sahabat ketika merevolusi masyarakat Arab jahiliyah menjadi masyarakat tercerahkan oleh nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan universal. Ada dua hal pokok yang menjadi landasan perubahan itu :

MATERI KULIAH SASTRA PSIKOLINGUISTIK



MATERI KULIAH SASTRA PSIKOLINGUISTIK
OLEH
ABDULLOH FAIZIN MPd.

1.Pengertian Psikolinguistik 

Secara etimologi kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan kata linguistik yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing- masing berdiri sendiri dengan prosedur dan metode yang berlainan. Namun keduanya sama- sama meneliti bahasa sebagai obyek formalnya. Hanya obyek materinya yang berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa sedangkan psikologi mengkaji prilaku berbahasa atau proses berbahasa.


1. Pengertian Kesalahan Berbahasa



1.      Pengertian Kesalahan Berbahasa
Dalam bukunya yang berjudul “Common Error in Language Learning” H.V. George mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa. Bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang dari kaidah bahasa baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Valdman yang mengatakan bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mengadakan pembahasan tentang berbagai pendekatan dan analisis kesalahan berbahasa adalah menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan. Sebagian besar guru bahasa Indonesia menggunakan kriteria ragam bahasa baku sebagai standar penyimpangan.

Rabu, 19 Februari 2014

Sampainya pahala ke ahli kubur



sering mendengar  para muballigh atau penceramah yang mengatakan bahwa tidak ada lagi amal yang bermanfaat bagi seseorang setelah kematiannya, kecuali tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang mendoakannya. Hal ini berdasarkan hadits berikut,

Sholawat penyembuh



Syaikh Wahbah az-Zuhayli, seorang ulama kharismatik dan pakar tafsir abad ini, pernah ditanya, ‘Apakah membaca shalawat dapat membantu penyembuhan dengan izin Allah?’
Beliau menjawab, ‘Ya, bisa. Yaitu dengan membaca: