Murid Senior Albani (40 Tahun Bersama Albani) Akhirnya Buka Mulut Soal Kebejatan Albani (Ulama Wahabi)
Murid-murid senior Albani buka mulut dan mengungkap pribadi Albani yang sebenarnya
Ini adalah secuil dari kisah lautan hidup syaikh Albani, saya hadiahkan teruntuk mereka para pecinta syaikh Albani..
Pertikaian syaikh Mahmud Mahdi al-Istanbuuli dengan syaikh Albani.
Syaikh
Mahmud Mahdi ini menjadi murid dan selalu bersama gurunya yaitu syaikh
Albani selama empat puluh tahun. Ia dikenal seorang ahli hadits di
kalangan salafi dan diakui oleh Albani sehingga dipercaya untuk mengajar
anak-anaknya.
Tapi
kemudian karena ada problem yang terjadi antara keduanya yaitu dalam
masalah harta, maka saat itu syaikh Mahmud berlepas diri dari gurunya
tersebut dan berbalik membencinya.
Mantan
murid senior syaikh Albani akhirnya buka mulut dan mengungkapkan siapa
Albani sebenarnya. Simak pengakuan dan penuturan ustadz Mahmud Mahdi
al-Istanbuuli dan Zuhair asy-Syaawis :
Beliau
menulis sebuah risalah yang ditujukan khusus untuk gurunya berjudul : “
Kitaabun Maftuuh ila asy-Syaikh Nashir Albani min Mahmud Mahdi
al-Istanbuuli “.
Di antara isi kitab tersbut adalah :
“
Sesungguhnya saya sudah mengetahui bahwa anda (Albani) menyimpan dendam
padaku sejak saat Madrasah itu menolak putra-putramu dikarenakan
penolakan biaya pada mereka, sesorang telah memberitahukan padaku hal
itu, maka aku maklumi dirimu dan aku katakan padamu ; bahwsanya para
pengajar wanita telah bersekutu dengan sebab peraturan-peraturan yang
terakhir lalu engkau menggelengkan kepalamu karena marah dan semua
tujuanmu adalah memakan hak-hak mereka, sebagaimana engkau telah memakan
hak-hakku bertahun-tahun dengan mengajar putrimu tanpa terlontar rasa
syukur sepatah kata pun darimu. Seandainya aku lakukan pada seekor
kucing dari apa yang telah aku lakukan itu, maka niscaya kucing pun akan
berterima kasih dengan caranya sendiri yang telah Allah ciptakan
untuknya..”
(Kitaabun Maftuuh : 3, Syaikh Mahmud Mahdi)
Pada halaman berikutnya syaikh Mahmud berkata :
“
Kemudian dia (Albani) mencuri harta salafiyun (orang-orang yang mengaku
pengikut salaf) yang diletekkan secara teledor bukan pada tempatnya dan
tidak dikembalikan pada jama’ah sebagaimana semestinya amanat dan
menyerhakan hukumnya pada ketentuan syare’at. Engkau (Albani) telah
melakukan hal itu yang telah aku sebutkan dan akan aku sebutkan perihal
lainnya lagi yang telah engkau lakukan.. “
(Kitaabun Maftuuh : 5, Syaikh Mahmud Mahdi)
Pada halaman berikutnya syaikh Mahmud berkata :
“
Sesungguhnya apa yang telah engkau lakukan di malam itu dari berucap
dari ucapan yang kasar adalah disebabkan sulukmu (prilaku adab) dungu
lagi menyimpang “
(Kitaabun Maftuuh : 6, Syaikh Mahmud Mahdi)
Pada halaman berikutnya syaikh Mahmud berkata :
“ Dan di antara paling buruknya dan paling dungunya sulukmu dan sedikitnya adabmu…”
(Kitaabun Maftuuh : 6, Syaikh Mahmud Mahdi)
Dia juga berkata :
“
Engkau berkata bahwa engkau menginginkan sesuap makan, apakah hal itu
dicontohkan oleh para pengikut Nabi Saw?? Kenapa engkau tidak
mengeluhkan urusanmu kepada saudara-saudaramju lalu mereka akan
membantumu sebgaimana mereka telah membantumu atas usulanku itu wahai
yang keras hatinya...afwan bukan karena untuk sesuap makanan tapi untuk
memperbanyak harta ". (Kitaabun Maftuuh : 9, Syaikh Mahmud Mahdi)
Pada halaman berikutnya syaikh Mahmud berkata :
“
Kedelapan : Dan di antara kedunguan dan keburukan adabmu adalah
penyimpangan dan sikap semena-menamu di Jami’ah (sebangsa universitas)
khususnya kepada Al-Mukarram Syaikh Abdul Aziz, engkau telah mengusirnya
dari Jami’ah “.
(Kitaabun Maftuuh : 12, Syaikh Mahmud Mahdi)
Tentang
kitab ini (Kitaabun Maftuuh) konon isunya dicetak dan disebarkan oleh
Syaikh Zuhair asy-Syawis tanpa sepengetahun syaikh Mahmud Mahdi yang
juga merupakan murid senior Albani dan bergaul selama empat puluh tahun
pula dengan Albani.
Syaikh
Zuhair asy-Syawis sengaja menyebarkan kitab tersebut dikarenakan juga
ada polemic masalah percetakan buku-buku gurunya tsb yaitu Albani, ia
merasa sakit hati dengan Albani yang telah mencaci maki habis
kepadanya.
Pertikaian syaikh Albani dan muridnya; Syaikh Zuhair asy-Syaawis :
Berikut sebagian caci maki Albani kepada syaikh Zuhair mantan murid Albani :
“
Cetakan ini adalah cetakan yang resmi, adapaun cetakan penerbit
Al-Maktab Al-Islami yang baru, maka itu tidaklah resmi karena itu DICURI
dari yang cetakan pertama sedangkan hak cipta milik sipengarang
diberikan kepada siapa saja yang dikehendakinya dan mencegahnya dari
orang YANG TIDAK BERTAQWA kepada Allah dan BERMAEN-MAEN dengan HAK-HAK
hamba-Nya dan di dalam cetakan yang DICURI tersebut terdapat tambahan
dan pengurangan. Allah Al-Musta’aan wa ilahil mustakaa (Allah tempat
diminta pertolongan dan keluhan) dari kerusakan penduduk zaman sekarang
“. (Di dalam hasyiah Shifah sholah Nabi; Albani : 7)
Albani juga mencacinya di halaman lainnya :
“
Kemudian Allah memberikan anugerahnya padaku dan memudahkannya untukku
dari hal itu, maka aku menjadikan dari kitab Jami’ Shagir menjadi dta
kitab; Sahihul Jami’ dan Dhaiful Jami’ keduanya telah dicetak. Akan
tetapi kami memepringatkan pada para pembaca dari TIPU DAYA Syaawis di
dalam cetakannya yang baru yang tujuannya utk dagang tentang
ta’liq-taliq dan muqoddimah kedua kitab tsb, Allah Al-Musta’aan “.(Di
dalam hasyiah Shifah sholah Nabi; Albani : 66)
Dia juga berkata di halaman lainnya :
“
Ketamakan yang bersifat bisnis, merubah bentuk (kitab) demi untuk cari
makan, yang selalu menjulurkan lidahnya, menghalakan dusta dan tipu,
sangat jauh dari ilmu dan jauh dari bidang ilmu takhrij, suka mencuri..”
(Hasyiah shifah sholat Nabi; Albani)
Caci maki balasan dari syaikh Zuhair Asy-Syaawis kepada gurunya; Albani :
Zuhair
kemudian mulai mencetak kitab-kitab untuk menyerang gurunya tsb di
antaranyta kitab “ Fadhlul Kilaab ‘Ala man Labisa ast-Tsiyaab “ dan ia
langsung menghadiahkannya kepada Albani. Zuhair dalam muqoodimah kitab
tsb mengatakan :
“
Aku khususkan (kitab ini) kepada orang yang telah Allah berikan ilmu
lalu ia menanggalkan ilmu tersebut (Bal’am) zaman itu dan kepada orang
yang berjalan di jalannya, mengikuti jejaknya dari Bal’am-Bal’am hari
ini sebagai celaan. Dan kepada sahabat iblis dan kepada orang yang
tersohor dengan dusta dan tipu daya…
”
Dan
masih banyak lagi ceaan dan caci maki Zuhair kepada gurunya tersebut
yang telah berguru dengannya selama empat puluh tahun padahal di salah
satu kitabnya kia pernah berkata “ Duduk satu jam bersama syaikh Albani
lebih utama daripada duduk seribu kali bersama selainnya “.
Tanggapan :
Beginikah hasil tarbiyah (pendidikan) diperoleh dari Albani bahkan selama 40 tahun bersama Albani??
Beginikah adab seorang murid kepada gurunya ?? dan begitukah adab seorang guru dengan muridnya ??
Itukah akhlak para penolong sunnah Nabi Muhammad Shallahu 'alaihi wa sallam ??
Begitukah akhlak Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam ??
Dan
hal inui merupakan adzab Allah kepada mereka yang telah mencaci maki
para wali-wali Allah Swt dalam kitab-kitab mereka seperti mencaci imam
Al-Muhaddtis Al-Kautsary hingga mengrang kitab berjudul " At-Tankiil
bimaa fii ta'niibil Kautsari minal Abaathil ", berisi caci maki dan
celaan kepada imam Al-Kautsari, dan hal ini juga merupakan karomah dari
para wali Allah yang dicaci maki Albani sehingga Albani dan banyak dari
para muridnya saling mencaci maki.
Kita
memohon kepada Allah adab yang baik kepada para guru-guru kita dan
kepada semua yang telah mengajarkan kita akan ilmu yang bermanfaat.
Aamiin..
By : Shofiyyah An-Nuuriyyah
25-11-2012
http://ashhabur-royi.blogspot.co.id/2012/12/murid-senior-albani-40-tahun-bersama.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar